SANGIHE,GN-Kawasan Mangrove Kelurahan Tapuang Kecamatan Tahuna Timur tiba-tiba berubah menjadi kawasan kuliner makanan khas Sangihe. Sebelumnya kawasan yang oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe telah dijadikan pusat konservasi dan edukasi mangrov hanya berupa lahan tidur yang gelap gulita diwaktu malam dan kerab dijadikan tempat berindihoi pasangan muda – mudi.
“Baru kurang lebih setahun kawasan mangrove Tapuang yang dulunya sepi, kini sudah ramai oleh kehadiran rumah makan yang buka sejak pagi hingga malam hari.”ungkap Melky Polohindang, warga Tahuna Timur.”Cara berjualan rumah mangrov juga unik, karena tak hanya menyiapkan sajian khas Sangihe. seperti sagu, singkong, dan ikan bakar, pengunjung juga dipersilahkan mengambil dan mengukur sendiri menu makanan dengan harga Rp 20 ribu per porsi,”lanjutnya. Yang menarik, Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong SE, termasuk sejumlah pimpinan Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) juga sering datang makan di mangrove tepat ketika jam istirahat kantor.”Saya sering makan siang di Mangrove Tapuang, karena kebetulan menunya menyediakan makanan khas lokal, terutama sagu dan ikan bakar,”kata Hontong. Sementara itu Bupati Jabes Gaghana SE ME dikonfirmasi terpisah, turut memberi suport atas inisiatif masyarakat Kelurahan Tapuang memanfaatkan lahan mangrov. Bupati bahkan mengatakan, sangat terbuka peluang kawasan kuliner mangrove akan semakin tertata dan bakal menjadi salah satu pusat keramaian di kota Tahuna.”Saat ini kawasan mangrove Kelurahan Tapuang sudah menjadi lokasi kuliner yang turut menyediakan menu khas Sangihe, tentunya pemerintah daerah siap menopang setiap usaha ekonomi kreatif masyarakat setempat”ujar Bupati, yang juga menambahkan, peluang berkembangnya usaha rakyat di kawasan mangrove akan semakin terbuka, seiring dengan adanya peluang Pemkab Sangihe tahun anggaran 2020, bakal mendapatkan dana pusat sebesar Rp80 miliar, khusus untuk penataan kawasan rawa Towo Kecamatan Tahuna dan rawa Tapuang Kecamatan Tahuna Timur.(ROBIN)