FOTO: Pengerjaan Jembatan Manumpitaeng Dari Angaran ADD Yang Diduga Belum Selesai Pengerjaannya.
SANGIHE,GN – Sejumlah warga Kampung Manumpitaeng mempertanyakan pengelolaan dana ADD tahun 2018. Pasalnya salah satu pembangunan fisik jembatan, yang dananya bersumber dari ADD tahun 2018 pembangunannya belum selesai .
Informasi yang didapat media ini dari sumber yang dapat dipercaya yang namanya tidak ingin dipublish membeberkan pengerjaan pembangunan jembatan tidak selesai. Bahkan sisa dana dari pembangunan jembatan digunakan untuk pembangunan talud dapur sekolah SMP Satap Manumpitaeng. Namun sampai tahun 2020 ini, belum ada pembangunan talud Sekolah.
” Ada jembatan belum selesai dibangun,dari ADD 2018, sisa dana dialihkan untuk pembangunan talud sekolah,”bebernya.
Tak hanya itu,warga juga mempertanyakan pangadaan bibit rambutan binjai anggaran ADD tahun 2019 yang berjumlah RP 18.645.000, namun sampai tahun 2020 ini fisik bibit rambutan binjai tidak ada.
” Dana ini ADD 2019,sampai akhir tahun tidak ada pertanggungjawaban,pengadaan bibir rambutan,” tambahnya.
Melki Wengke Kapitalaung Manumpitaeng saat dikonfirmasi media ini, selasa (9/6/2020) di kantor Kapitalaung Manumpitaeng menjelaskan bahwa pada awalnya tahun 2019 pengadaan bibit rambutan sebanyak 215 pohon,untuk perencanaan jangka panjang untuk pengembangan desa wisata,namun dana tersebut belum dibelanjakan di tahun 2019,dan nanti dibelanjakan tahun 2020. Dikatakannya, bahwa dari sisi manfaat maka pengadaan bibit rambutan akan dialihkan diganti dengan berbelanja pengadaan bibit pangan lokal yaitu, cabe, tomat, terong, bayam, kacang panjang, benih kangkung darat, benih mentimun dan sudah ada koordinasi dengan MTK dan dibelanjakan tahun 2020,” jelasnya.
” Dana rambutan ini belum dibelanjakan,kalau depe manfaat rambutan ini untuk jangka panjang ,sehubungan dengan covid 19 maka dana ini dialihkan dibelanjakan tahun 2020 untuk belanja pangan lokal,” terangnya.
Sementara terkait dengan pembangunan jembatan Wengke menjelaskan bahwa sesuai dengan perencanaan jembatan ukuran 5×4 meter,melihat manfaat dan kondisi dilapangan .Sebelum pelaksanaan pekerjaan sudah disepakati bersama untuk membangun jembatan menjadi 3×4 meter. Dijelaskaanya bahwa ada volume kerja yang tidak dikerjakan itu berarti ada dana yang tidak terpakai sebesar Rp 8.130.000 dan digunakan untuk pengembangan bangunnya lainnya yaitu pembangunan talud dapur sekolah,namun hingga tahun 2020 talud belum dibangun.
” Memang sesuai dengan perencanaan jembatan di lingkungan dua ukuran 5 × 4 M,melihat depe manfaat dan kondisi dilapangan,sebelum pelaksanaan pekerjaan sudah disepakati jembatan dibangun menjadi ukuran 3× 4 M,dan dana dari volume pekerjaan yang dikurangi itu untuk pengembangan pembangunan yang lain yaitu,pembangunan talud dapur sekolah,”tukasnya.
Saat ditanya belum dibangunnya talud tersebut, menurut Wengke bahwa terkendala dengan lahan, yaitu belum ada komonikasi lagi dengan pemilik lahan untuk melakukan pekerjaan pembangunan talud hingga tahun 2020 ini.
” Dananya masih ada RP 8.130.000 dan sebelumnya sudah ada komonikasi dengan pemilik lahan,tetapi pemilik lahan sempat berangkat dan balik lagi,namun sampai saat ini tidak terkomonikasi lagi dengan pemilik lahan sehingga belum dikerjakan,” tutup Wengke. ( ROBIN )