FORWAS Sangihe Gelar Dialog Perbatasan,Angkat Isu Radikalisme

oleh -45 Dilihat
oleh
image_pdfimage_print

 

SANGIHE,GN-Radikalisme dan intoleransi yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu, disikapi Forum Wartawan Sangihe (Forwas) dengan menggelar dialog perbatasan, mengangkat tema Pertemuan Tokoh Agama ; Cegah Radikalisme Di Pulau Terluar, Kamis (27/02/20).
Verry Bawoleh selaku ketua Forwas ditemui usai kegiatan, mengungkapkan jika usaha yang dilakukan Forwas merupakan wujud kepedulian organisasi jurnalis di tanah Tampungang lawo (Sangihe), untuk mendudukan persepsi lintas agama dalam menyikapi apa itu tindak intoleransi dan radikalisme. “Memang untuk sangihe sendiri, kasusnya belum ada, mengingat budaya kekeluargaan yang kental. Tapi kalau bicara potensi, maka kita harus akui benih-benih tindakan negatif itu bisa tumbuh dimana saja” tukas Bawoleh.
Lanjutnya, diharapkan melalui kegiatan ini, akan usaha pencegahan bisa tercipta melalui kesadaran bahwa apapun jenisnya, tindakan-tindakan serupa tidak membawa dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara itu,
Senada, Paulus Sosrony Serang selaku ketua panitia pun menuturkan, jika melalui kehadiran peserta yang merupakan keterwakilan suara masyarakat, maka akan mengemuka langkah antisipatif, atau bahkan solutif-strategis terkait kemungkinan masuknya paham-paham buruk pemicu Radikalisme dan intoleransi ditengah-tengah romantisme ‘ana u sangihe’. “Dalam giat, kita hadirkan Para pemuka lintas agama, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Kaum muda, bahkan pelajar dan Mahasiswa sebagai tulang punggung bangsa”. Papar Serang.
Dalam dialog yang berlangsung aktif tersebut, dilahirkan 8 kesepakatan penting yang kemudian di tanda-tangani oleh perwakilan peserta, antara lain Pengecaman terhadap aksi teror, ucapan kebencian, dan usaha penyebaran paham radikalisme, Mewakili suara masyarakat sangihe untuk meminta tiap tingkatan kepemerintahan dan seluruh pihak berkebangsaan untuk menjunjung tinggi pancasila sebagai landasan ideologi negara, kesepakatan untuk terlibat aktif dalam mewujudkan proses demokrasi Indonesia, melalui pilkada yang bersih dan damai, tanpa adanya politik uang dan politik kebencian, yang bisa menyumbang perpecahan, bahkan bersama-sama saling menjaga harmonisme kehidupan dengan tidak mudah terprovokasi, dan memprovokasi hal-hal yang bisa memecah-belah keutuhan masyarakat, baik dimedia sosial, maupun dalam berkehidupan sehari-hari.
Dialog dibuka Asisten Administrasi Umum Dra. Olga Makasidamo, mewakili Bupati, dilanjutkan Asisten Pemerintahan dan Kesra Drs. Irklis Sombonaung mewakili Pemkab Sangihe.
Untuk nara sumber sendiri, masing-masing Sekretaris Majelis Ulama Kabupaten Sangihe, Ustadz Jais Kaunand S.Ag, Pendeta Ambrosius Makasar STh serta Drs. Suharto Mandiri mewakili Kepala Kantor Kesatuan Bangsa.
Dikesempatan itu,ada pembacaan deklarasi menolak radikalisme oleh peserta dan penandatanganan kesepakatan menolak radikalisme oleh perwakilan peserta.(ROBIN)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Gempar News di saluran WHATSAPP
Baca juga:  Sekda Harry Wolff Buka Sosialisasi Kegiatan Pengelolaan Ekosistem Lamun

No More Posts Available.

No more pages to load.