Manado,GN- Memperingati World Sight Day 2025, Instalasi Promosi Kesehatan (Promkes) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado merilis episode khusus podcast “Promkes Bercerita” bertajuk “Katarak: Kenali Gejala, Cegah Perburukan, dan Pilihan Terapi”. Episode ini dipandu Dr. dr. Ade John Nursalim, MM, MARS, SpM, ChM, FICS dengan narasumber dr. Herny Poluan, SpM, Ketua KSM Ilmu Kesehatan Mata RSUP Kandou.

Dalam bincang santai ini, dr. Herny menjelaskan bahwa katarak adalah kekeruhan lensa mata yang semula jernih seperti kristal sehingga penglihatan tampak “seperti berkabut”. “Katarak bisa terjadi pada semua usia—mulai bayi baru lahir (kongenital), anak (juvenil), hingga lanjut usia (senilis). Pada dewasa, keluhan yang sering muncul adalah penglihatan kabur dan ukuran kacamata yang sering berubah-ubah,” paparnya Kamis, (9/10/2025).
Terkait penanganan, dr. Herny menegaskan operasi katarak adalah satu-satunya terapi yang dapat memulihkan kejernihan penglihatan. “Obat tetes atau obat minum tidak dapat menyembuhkan katarak. Operasi kini semakin canggih dan cepat; lensa yang keruh diganti lensa tanam (intraokular) sehingga penglihatan dapat membaik signifikan. Hasilnya tetap dipengaruhi kondisi penyerta seperti diabetes, glaukoma, atau infeksi,” jelasnya.
Host, Dr Ade, menekankan pentingnya deteksi dini: “Jangan menunda periksa. Untuk usia ≥40 tahun, lakukan pemeriksaan mata setiap 6 bulan. Penderita diabetes sebaiknya memeriksakan mata lebih awal dan berkala, sedangkan bayi/anak dengan tanda putih pada pupil perlu segera dievaluasi.”
Selain memahami gejala, masyarakat diimbau menerapkan gaya hidup sehat demi memperlambat progres kekeruhan lensa. “Vitamin dan nutrisi yang baik dapat membantu memperlambat, namun tidak menggantikan operasi bila katarak sudah mengganggu aktivitas,” tambah dr Herny.
Dia mengajak masyarakat proaktif menjaga kesehatan mata. “Periksa mata rutin tiap enam bulan, meski tanpa keluhan. Bila ada keluhan, segera ke dokter mata agar tidak berlanjut,” ujarnya.
“Mari dukung World Sight Day 2025 dengan menempatkan pasien di pusat layanan kesehatan mata—Putting People at the Heart of Eye Health.”tutup dr Ade. (*/sisco)


