GMIM Jemaat Diaspora Karame Wilayah Manado Wawonasa Kombos Gelar Pesta Adat Tulude

oleh -339 views
oleh
image_pdfimage_print

Manado,GN- Tulude merupakan upacara adat tahunan yang diwariskan dari para leluhur masyarakat Nusa Utara (kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro). Nusa Utara yang terletak di ujung utara provinsi Sulawesi Utara. Tulude telah dilaksanakan selama bertahun-tahun dan merupakan upacara adat sakral serta religius yang dilakukan oleh masyarakat etnis Sangihe dan Talaud.

Upacara adat ini digelar setahun sekali, tepatnya di akhir bulan Januari, yakni pada tanggal 31. Acara ini juga dihayati secara simultan sebagai peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dewasa ini, masyarakat suku Sangihe mengadakan upacara adat Tulude sebagai momen untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas berkat yang diberikan, baik dalam bidang kelautan dan perikanan, maupun pertanian, dan sebagainya.
Terkait itu, GMIM Jemaat Diaspora Karame Wilayah Manado Wawonasa Kombos menggelar Pesta Adat Tulude dimana sebagian jemaat warga keturunan Nusa Utara.

Sebelum ibadah dimulai, dilaksanakan prosesi pemotongan kue adat “Tamo” yang telah disiapkan. Juga di ikuti dengan tarian Gunde sebagai nyanyian dan tarian adat. Setelah prosesi pemotongan kue adat Tamo, di lanjutkan ucapan syukur dalam bentuk ibadah yang di pimpin oleh Pdt Alfrits Lalenoh,STh dengan nats pembacaan Alkitab terdapat dalam kitab perjanjian lama Amsal 10:1-14. “Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut.TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya. Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi; siapa tidur pada waktu panen membuat malu. Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk. Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh. Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui. Siapa mengedipkan mata, menyebabkan kesusahan, siapa bodoh bicaranya, akan jatuh. Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.Di bibir orang berpengertian terdapat hikmat, tetapi pentung tersedia bagi punggung orang yang tidak berakal budi.Orang bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam.”

Baca juga:  Persiapan Pesta Adat Tulude Sulut Terus Dimatangkan

Pdt Lalenoh dalam kotbahnya mengatakan bahwa dengan acara Tulude ini,ternyata kita tidak melupakan Tuhan.
Kita sebagai umat ciptaan Tuhan harus bersyukur atas kebaikan dan anugerahnya yang telah di nyatakan di dalam kehidupan kita umat manusia.

” Untuk itu kita saling mengasihi, menyayangi satu sama lain, selama itu berkat Tuhan mengalir di dalam kehidupan kita,” ujar Pdt Lalenoh.

Usai ibadah, Gubernur Sulut yang diwakili oleh Kepala Biro Perlengkapan Provinsi Sulut Imanuel Makahanap, SH, MH dalam sambutannya Mengucapkan selamat atas pelaksanaan pesta adat Tulude.

Baca juga:  Resmi! Dirut RSUP Kandou Manado Canangkan Perayaan HUT Ke 27

Makahanap juga memberikan apresiasi dan terimakasih kepada komponen masyarakat ditempat ini yang sudah melestarikan budaya yang dapat memotivasi jemaat di GMIM Diaspora Karame.

“Dengan pelaksanaan acara ini dapat memotivasi jemaat dan menjunjung tinggi nilai budaya, hidup rukun dan damai bahwa torang samua basudara. Pesta adat Tulude adalah media ungkapan syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan anugerah selama satu tahun  yang sudah di anugerahkanNya,” kata Makahanap.

Dengan pesta adat Tulude ini, Makahanap  mengharapkan dapat terus menjalin sinergitas kepada masyarakat dan menjadi pelopor di Sulawesi Utara.

Sementara Walikota Manado yang diwakili oleh Kadispora Kota Manado Pontowuisang Kakauhe mengatakan pesta adat Tulude merupakan budaya yang turun temurun yang dilaksanakan oleh warga Nusa Utara setiap tahun.
Kakauhe juga berharap dengan pesta adat Tulude ini dapat memaknai dalam kehidupan atas berkat dan kasih sayang Tuhan yang dinyatakan kepada setiap umat manusia. “Kiranya Tuhan yang maha kuasa terus menaungi setiap perjalanan kehidupan kita,dalam menapaki tahun 2023 ini,” ungkap Kakauhe.

Turut hadir dalam pesta adat Tulude tersebut, Ketua Ikist Sulut Prof Dr Urbanus Naharia,MSi, Tokoh Agama,Tokoh masyarakat, Pemangku Adat dan Jemaat GMIM Diaspora Karame. (sisco)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Gempar News di saluran WHATSAPP

No More Posts Available.

No more pages to load.