SANGIHE,GN- Kontingen Atlit Cabang olah raga (PORPROV) karate Sangihe telah berusaha menunjukkan kebolehannya bertanding pada pekan olah raga propinsi (PORPROV),yang di laksanakan di Aula PSDKP di kelurahan Airtembaga Bitung (3/12),namun gagal meraih medali karena perolehan nilai lebih tinggi dari kontingen lainnya.
Seperti Pada kategori kata Putri perorangan Dan kategori putra perorangan,kontingen atlit Sangihe tidak masuk pada semifinal dan final.Namun yang menjadi harapan untuk mendapatkan medali yaitu,kategori beregu putri yang memperebutkan juara 3 dengan kontingen Bitung,dengan perolehan nilai kontingen Sangihe mendapat nilai 22,2 dan kontingen Bitung mendapat nilai 22,4.
Dari hasil perolehan nilai diatas kontingen (pelatih) cabang olah karate Sangihe Ernes Potoroli memprotes dan tidak menerima hasil keputusan wasit ,karena menurutnya Bunkai kabupaten Bitung membahayakan atlit,dengan kaki dan tangan badan terangkat dan jatuh tanpa diamankan,Selain itu wasit juga telah melanggar dan mengingkari keputusan teknical meeting yaitu, bangtingan yang membahayakan atlit dilarang dan didiskualifikasi .
Potoroli menambahkan bahwa yang Ia complain adalah permainan,karena menurutnya permainan dari kabupaten Sangihe bagus.
secara kasat mata dan dilihat dengan mata kepala sendiri,mereka sama2 bermain,sementara kontingen Bitung permainannya kadang terlambat,kadang duluan namun Ia tidak terlalu persoalkan,yang Ia persoalkan adalah bunkainya atau perkelahian.
“Hasil dari Teknical meeting bahwa bangtingan yang membahayakan itu dilarang,dan yang Saya persoalkan adalah bantingan itu yang dilakukan oleh kontingen Bitung ,karena keputusan tehknical meeriting itu mutlak dan harus dijalankan,kata Potoroli.
Dengan adanya hal itu Potoroli memberikan protes secara lisan dan tertulis kepada wasit.
Sementara itu, tehknical Delegate wasit karate Josis Ngantung saat di konfirmasi media ini mengatakan bahwa bantingan itu tidak membahayakan, yang membahayakan kalau melempar keatas.
“Jadi masalah dalam meeting memamg begitu,tetapi itu sudah lewat waktu, ,jadi seharusnya begitu satu menit langsung laporan kepada wasit setelah lima menit bisa diterima,”jelasnya.
Menanggapi hal itu Potoroli mengatakan dan mempertanyakan bagaimana hasil tehknical meeting Bunkai yang membahayakan atlit,sehingga Ia keberatan dan tidak menerima hasil keputusan wasit,dan menurutnya itu sangat merugikan Kontingen Kabupaten Sangihe, dan waktu hanya satu menit untuk membuat protes terlalu singkat sebab butuh waktu untuk mencari buku, bolpoint dan menulis,selain itu butuh waktu juga membuka memori di didalam kamera sebagai bukti rekaman vidio dimiliki kontingen Sangihe yang diminta oleh wasit ,”jelasnya.
sampai kontingen Sangihe kembali ke tempat penginapan,pihak wasit belum memberikan informasi apakah protes kontingen Sangihe diterima atau ditolak. (ROBIN).