SANGIHE,GN-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Sangihe terus berupaya melakukan berbagai terobosan untuk mengelola lana bango atau minyak kelapa lokal, yakni mengembangkannya melalui pemberdayaan masyarakat di wilayah-wilayah terhadap potensi hasil pertanian berupa kelapa.
Hal itu, dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) pemerintah kabupaten setempat, Ir Felix Gaghaube, yakni proses kelangsungannya ditindaklanjuti setelah dilakukan launching 3 bulan lalu, di Papanuhung Santiago Tampungang Lawo, kawasan rumah jabatan Bupati Kepulauan Sangihe.
“Kita masih terus berupaya mengoptimalkan pengelolaan lana bango, baik isi, bau, kemasan. Tentunya bila ada keluhan dari masyarakat, kita mengupayakannya agar diterapkan sebaik mungkin. Misalnya, kalau ada keluhan terhadap bau, maka kita akan hilangkan baunya,” ucapnya.
Pula
disampaikannya, saat ini ada 5 kelompok usaha di kampung yang mengelola lanang bango, yaitu Kampung Kalekube Kecamatan Tabukan Utara (Tabut), Kampung Kendahe Kecamatan Kendahe, Kampung Bira Kecamatan Tabukan Tengah, Kelurahan Angges Kecamatan Tahuna Barat dan Kelurahan Tona Kecamatan Tahuna Timur.
“Kalau pengelolaan lananbango di Kalekube pernah sebelumnya dibantu oleh perkebunan. Sedangkan untuk kelompok lain yang mengelola lana bango, merupakan swadaya masyarakat,” ungkapnya.
Ditambahkannya, nantinya akan dibuatkan SOP untuk produksi lana bango, dimana hanya satu saja SOP yang dipakai untuk lima kelompok tersebut.
“Bahkan, Selasa (20/08/2019), saat pertemuan Dinas Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) juga telah bersedia membantu Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk mengelola lana bango. Provinsi Sulut mendukung, dan memberikan peralatan, uji lab, mesin, spesifikasi dan kebutuhan lainya,” jelasnya.
Pula disampaikan, saat ini, harga jual labang bango yakni Rp12 ribu per liter, dan tentunya perlu didukung juga dengan lebel makanan, kemasan, halal, perlu melengkapinya hinhha November 2019 ini.
“Nantiny tahun 2020, bila sudah lengkap, maka akan dimulai produksi lebih banyak lagi. Produksi lanang bango saat ini dalam sebulan bisa mencapai 300 liter. Padahal bila dibandingkan dengan kebutuhan seluruh konsumen per bulannya diperkirakan mencapai 97,2 ribu liter. Kalau aman produksinya, maka akan ditambah lagi,” tambahnya. (ROBIN)